Examine This Report on salon di kota poipet

Belum ditambah seketika wisatawan sampai, mereka segera disambut oleh para pengemis, pencopet, maupun para penipu (yang berusaha menguras dompet wisatawan). Praktik kegiatan pengemis ini sering kali menggunakan anak-anak kecil. Terlepas dari itu semua, pada kenyataannya Poipet adalah tempat yang potensial dan strategis sebagai kota transit dan pariwisata permainan serta hiburan.

Poipet Commune adalah sebuah kota yang merupakan “zona khusus” karena merupakan perbatasan utama Thailand (Aranyaprathet) dengan bagian barat-laut Kamboja. Posisi geografis perbatasan ini mempengaruhi ras, bahasa, dan budaya di kota kecil ini. Kota Poipet mengalami perkembangan yang pesat melebihi bagian lain yang terus berkembang untuk menjadi sebuah kota besar.

Poipet menjadi kota transit bagi wisatawan untuk menuju Siem Reap, Tonle Sap Lake, Battambang hingga Phnom Penh itu sendiri. Disamping itu, Poipet sendiri menyediakan sisi wisata lain bagi para turis yaitu wisata activity dan enjoyment berupa casino-On line casino bertaraf internasional, serta berbagai jasa leisure lain yang disediakan oleh lodge-On line casino.

Kami berbicara selama satu jam selagi Mr quick menjelaskan element Kota Poipet, lengkap dengan deskripsi lokasi-lokasi terbaik untuk mengambil foto dan memperingatkan saya untuk berhati-hati, terutama di malam hari.

Mereka membujuk turis non-Asia Tenggara lugu untuk mengurus visa masuk ke negara tersebut. Saya hampir saja memberikan 1.000 Baht (setara Rp412.000) kepada seorang lelaki yang mengaku bisa membantu saya mendapat visa. Tapi kemudian, saya berpikir dua kali dan berjalan masuk ke kantor imigrasi sendiri. Rupanya tak perlu bayar semahal itu. Ada banyak cara lain kalau kalian cuma ingin menghambur-hamburkan uang di Poipet. Videos by VICE

Poipet menjadi daerah transit bagi para turis internasional setelah mereka menjelajahi Thailand (Bangkok dan sekitarnya) untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju daerah-daerah wisata terkenal di Kamboja. Poipet memiliki tarif harga lebih murah bagi para wisatawan ketimbang di belahan sisi lain (Aranyaprathet/Thailand).

Kebanyakan kasino di negara ini terletak di distrik perjudian di Poipet, Bavet, dan O Smach—semuanya berjarak dekat dari negara-negara yang lebih kaya seperti Thailand dan Vietnam. Di kedua negara yang disebut belakangan, perjudian terlarang. Tapi tentunya masih banyak warganya yang haus akan rasa tegang dari berjudi. Jadi mereka akan menyeberang ke Kamboja.

Umumnya para wisatawan (Barat maupun Asia) yang pertama datang ke Poipet segera memiliki kesan buruk ketika mereka hendak memasuki kota ini. Hal ini diakibatkan oleh pelayanan petugas dan gedung imigrasi yang sangat jauh dari tipe gedung imigrasi negara barat atau Asia lainnya. Kebersihan koridor, kualitas ruangan seadanya, intinya tidak terlihat seperti “pintu gerbang” masuk sebuah negara.

Saya bertanya ke Mr. quick cerita macam apa yang dia pernah dengar tentang kejahatan terorganisasir di Poipet. Ada beberapa orang, ujarnya, yang menguasai bisnis bawah tanah tanpa pernah tersentuh hukum.

Saya mencari-cari resort atau hostel untuk menginap malam itu, tapi tidak lama kemudian menyadari Poipet sama sekali tidak memiliki tempat penginapan. Kebanyakan orang hanya melewati separuh malam di kota ini dalam perjalanan ke Siem Reap atau bar backpacker di Ibu Kota Phnom Penh.

Poipet memang memiliki reputasi buruk karena tingginya tingkat kejahatan. Di kota ini, seorang remaja backpacker Inggris pernah disergap dan kabarnya dibunuh dalam kasus pencurian yang terjadi 2004. Pelakunya masih belum terungkap hingga sekarang. Kriminalitas serius macam itu hanya satu dari sekian kasus kejahatan lainnya yang terjadi di Poipet setiap tahun. Seorang pengusaha Jepang ditembak mati di luar kasino setelah menang besar. Seorang lelaki menghajar saudara kandungnya sendiri sampai mati menggunakan pipa besi.

Ratusan penipu Web ditangkap dalam penggerebegan rumah kos. Di kota ini, ada banyak sindikat penculik menangkap pejudi yang tak kunjung hengkang walau duitnya habis. Banyak turis asing ditelantarkan ketika mereka tidak bisa membayar utang kepada kasino. Kota ini sekaligus jalur bagi salah satu pusat penyelundupan manusia terburuk di Asia Tenggara dan tempat di mana banyak penipu berusaha mengedarkan uang palsu. Intinya, kota ini adalah pusatnya semua perilaku kriminal dan busuk.

Saya mulai melahap makanan tadi, kemudian menyadari semua orang memperhatikan saya—bule backpacker yang tak jelas juntrungannya di sana. Empat lelaki terlihat sedang mabuk whole di meja plastik di belakang saya makan. Ada paling tidak 30 kaleng merah ABC Stout tergeletak di atas meja mereka.

Pengalaman saya berlibur ke Kamboja dimulai sedikit tidak menyenangkan. Saya sedang berada di holiday getaway Palace, kasino berpintu kaca yang menjulang di tengah Poipet—kota kumuh perbatasan Kamboja dan Thailand. Mata saya perih akibat debu merah yang menyelimuti kota, ditambah asap rokok memenuhi lobi hotel. Saya tiba di Poipet beberapa jam sebelumnya, sesudah sukses menghindari aksi penipuan para calo perbatasan yang memenuhi jalur darat pintu imigrasi Thailand.

Jalanan di luar kasino penuh anak-anak pengemis dan pemulung menarik gerobak kayu berisikan sampah dan materi daur ulang. Keluar dari jalan utama, kamu akan menemukan jalan tanah penuh debu, dikelilingi tenda terpal di tengah puing-puing aspal setengah jadi. Pemandangan ini tentu saja mencengangkan, mirip gambaran kota-kota kecil dalam film pasca-kiamat Mad Max.

Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau dengan hasil yang memuaskan. Potongan rambut dikerjakan oleh tegana yang sudah ahli dan berpengalaman.

Malam itu, setelah sedikit minum-minum, saya memutuskan datang kembali ke area kasino. Saya memilih kasino terbesar yang saya bisa temukan di pusat kota, yaitu Grand Diamond City Hotel and Casino. Kasino ini berupa gedung raksasa yang terlihat seperti pesawat luar angkasa diselimuti ribuan lampu emas. Mesin-mesin slot berjejer di kedua sisi tembok. Lelaki-lelaki tua tanpa ekspresi berdiri di hadapan mereka, tidak menunjukkan banyak emosi selagi mesin di hadapannya mengeluarkan efek audio yang konyol dan musik yang norak.

Meja blackjack penuh pejudi yang wajahnya datar. Ruangan meja poker dan rolet sangat tenang. Tidak ada musik, tidak ada gelak tawa, apalagi tanda-tanda kegirangan atau teriakan kekalahan. Aneh sekali, berbanding terbalik dengan nuansa yang saya lihat di kasino di AS atau Australia. Sepertinya tidak ada satu orangpun yang bersenang-senang selama berjudi di Poipet. Perjudiannya terasa palsu dan otomatis, seakan-akan pengunjung hanya datang untuk bertaruh dan menjaga interaksi dengan manusia lain seminimal mungkin.

Poipet salon di kota poipet berbatasan dengan kota Aranyaprathet di sisi perbatasan Thailand. Kota itu muncul baru-baru ini untuk tujuan perdagangan perbatasan yang jelas; Sisophon selalu menjadi pusat kota utama di tempat yang dulunya merupakan daerah pertanian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *